Gambar tato punya sejarah panjang sebagai penghias
tubuh, pemaknaan adat tertentu, budaya beberapa suku di berbagai
negara, sampai diidentikkan dengan kenakalan, premanisme, ataupun
kriminalitas. Untuk arti yang terakhir, MDers mungkin masih
ingat bagaimana pemilik gambar tato dipandang sebelah mata, karena
umumnya mereka adalah preman atau pelaku kriminal. Gambar tato di tubuh
mereka pun dianggap sebagai lambang kejantanan dan kekuasaan. Semakin
banyak gambar tato memenuhi tubuhnya, maka orang tersebut akan
semakin disegani dan ditakuti oleh yang lain.
Namun
dunia kekinian sudah banyak berubah. Tattoo yang dahulu dianggap
sebagai hal negatif, kini bergeser menjadi media aktualisasi diri
serta dijadikan 'perhiasan' bagi tubuh. Seolah “kembali ke masa
lampau”, gambar tato tidak lagi digunakan sebagai penanda kekuasaan.
Makna gambar tato menjadi lebih dalam dari sebatas merajah kulit,
karena setiap pemiliknya memberikan arti-arti tertentu pada setiap
jengkal kulit yang disayat sedemikian rupa tersebut. Ini sebuah
aktualisasi seni, dan pemilik gambar tato pun merambah ke berbagai
kalangan orang “baik-baik”.
Tak hanya kaum pria yang
gemar men-tattoo tubuhnya, karena kini gambar tato juga digemari kaum
wanita, bahkan kalangan artis. Umumnya mereka merasa bangga dan
memiliki prestise tersendiri saat memamerkan tattoo yang dimiliki
pada teman-teman ataupun publik luas. Terlebih bila gambar tato tersebut terbilang rumit dan jarang dimiliki.
Bagi MDers yang
memutuskan ingin menerapkan gambar tato di tubuh, sebaiknya pikir
kembali baik-baik untung dan ruginya. Berkonsultasi dengan dokter juga
penting bila memang berkeinginan kuat, karena resiko yang harus MDers hadapi cukup tinggi. Jangan sampai keinginan MDers mempercantik tubuh malah menimbulkan masalah-masalah lain seperti berikut ini.
Rentan Terjangkit Penyakit
Orang-orang
yang membuat tattoo di tubuhnya sangat rentan terjangkit penyakit
seperti diabetes, kanker maupun penyakit-penyakit menular melalui
darah. Bila MDers menderita diabetes, lebih baik pikirkan lagi
bila ingin menerapkan gambar tato permanen di tubuh. Penderita
diabetes umumnya sulit sembuh bila terkena goresan atau memar, sehingga
akan bertambah parah bila tubuh MDers ditattoo. Selain itu,
dengan proses merajah gambar tatto di tubuh juga rentan tertular
penyakit seperti hepatitis maupun AIDS yang disebarkan orang lain
akibat jarum yang tidak steril.
Beresiko Terkena Infeksi dan Alergi
Saat ditattoo berarti kulit MDers 'dilukai' dengan jarum untuk kemudian dimasuki tinta. Bila orang yang mentattoo atau MDers sendiri
kurang menjaga kebersihan, maka luka akibat tattoo tersebut akan
menjadi jalan masuk yang sangat terbuka bagi kuman dan dapat
mengakibatkan infeksi. Akibatnya, MDers dapat saja terkena
tetanus atau infeksi-infeksi lainnya. Tinta yang dipergunakan untuk
mewarnai tattoo pun mengandung pigmen berupa serat metal kecil yang
merupakan campuran antara oksigen dan besi. Adanya zat besi tersebut
dapat mengakibatkan reaksi alergi pada tubuh MDers.
Mengalami Pembengkakan dan Pendarahan
Jika MDers memang
telah membulatkan tekad menggambar tato di tubuh, sebaiknya pilih
tattoo artist profesional dan berpengalaman, dan jangan ditattoo oleh
orang yang bukan ahlinya. Seorang tattoo artist profesional akan tahu
bagian kulit mana yang aman, mengetahui letak-letak saraf di tubuh untuk
menentukan lokasi pembuatan tattoo, serta hafal tekanan yang harus
diberikan saat menggambar dengan mesin tattoo di kulit. Bila MDers memilih tattoo artist yang tidak profesional, kulit MDers bisa jadi akan tertusuk terlalu dalam oleh jarum tattoo, sehingga beresiko mengalami pendarahan dan pembengkakan.
Merusak Penampilan
Kecuali tattoo temporer, semua jenis tattoo bersifat permanen. Untuk itu MDers harus benar-benar memikirkan untung dan ruginya bagi penampilan. Mungkin saja saat ini tattoo tersebut terlihat indah di kulit MDers, namun belum tentu akan terlihat sama di usia senja nanti.
Membatasi Karir
Selain soal penampilan, pikirkan juga mengenai karir MDers selanjutnya.
Meski beberapa perusahaan di Indonesia atau di luar negeri mulai
“membolehkan” karyawannya memiliki gambar tato di tubuh, tetapi jauh
lebih banyak perusahaan yang tidak menerima karyawan bertattoo. Jadi,
faktor seni dan keindahan tubuh bisa berujung pada terbatasnya pilihan
pekerjaan MDers.
Ditolak Menjadi Donor
Satu
hal lagi adalah tentang rasa kemanusiaan, yaitu donor darah. Saat ini
banyak negara yang menerapkan aturan tidak menerima donor dari
seseorang yang memiliki gambar tato di tubuhnya. Hal ini tentunya
karena persoalan higienitas dan penyakit yang dijelaskan sebelumnya.
Jadi, pikirkan apabila suatu hari nanti darah MDers sangat dibutuhkan oleh anggota keluarga atau seorang teman, padahal MDers tidak dapat menjadi donor untuk siapapun. Tentu MDers tidak ingin hal tersebut terjadi hanya karena ada gambar tato di tubuh bukan?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment