Social Icons

Monday, 13 August 2012

Komputer untuk home recording audio

udio

Jaman semakin canggih, informasi begitu mudah untuk didapat, harga-harga peralatan rekaman dan musik semakin murah, beberapa alat-alat analog pun saat ini sudah bisa digantikan dengan software-software simulator. Mungkin hal-hal diatas adalah beberapa kemudahan yang didapat untuk para sound engineering atau operator hingga musisi saat ini.

Bagaimana tidak, saat ini seorang musisi dari kalangan professional hingga anak SMA pun dapat menjadi sound engginer dengan membuat sebuah studio home recording di dalam rumah atau kamarnya. Dengan bantuan sebuah komputer, software dan beberapa alat pendukung lainnya, seorang musisi bebas berkarya meluapkan materi-materinya untuk dituangkan dalam sebuah lagu maupun album yang siap di edarkan atau di perjual belikan.

Lalu sebenarnya apa alat utama untuk membangun sebuah home recording audio?
Menurut saya yaitu sebuah komputer.

Ya, hanya dengan sebuah komputer dan software sequence seperti fruity loops saja sebenarnya anda sudah dapat membuat musik digital, tanpa memakai alat-alat lain seperti mixer, preamp dan lain-lain.

Lalu komputer seperti apa yang dibutuhkan untuk membuat sebuah home recording studio?
Banyak sekali pertanyaan seperti itu yang ditanyakan ke saya. Namun menurut saya, tidak ada spesifikasi khusus apa dan bagaimana sebuah komputer untuk digunakan sebagai komputer rekaman.

Sebagai contoh, apabila anda seorang freak gamer, pasti komputer anda memiliki VGA yang baik atau bagus untuk dapat memaksimalkan display game yang sedang anda mainkan.

Namun dalam membangun sebuah komputer untuk home recording studio, anda tidak perlu mempunyai VGA dengan spesifikasi yang sangat tinggi, yang perlu anda perhatikan adalah pada bagian soundcard nya.

Game computer = VGA
Recording computer = Soundcard

Untuk hardware-hardware yang lain dapat disesuaikan dengan spesifikasi minimum dari recording software yang anda gunakan. Namun lebih baik spesifikasi komputer anda lebih tinggi dibanding dengan spesifikasi minimum yang diinginkan oleh software nya.

Sebelum saya menjelaskan tentang masing-masih hardware komputer rekaman, berikut adalah spesifikasi komputer yang pernah saya pakai, dan hingga saat ini saya pakai untuk membangun sebuah home recording studio. Dan sekali lagi saya tekankan kepada anda, jangan pernah berkecil hati karena tidak mempunyai komputer dengan spesifikasi tinggi. Karena banyak dari kawan-kawan saya yang belum memulai, namun sudah berkecil hati terlebih dahulu karena komputer yang ia miliki tidak mempunyai spesifikasi yang tinggi.

Saat saya masih SMA, saya memakai komputer dengan spek yang sangat minim atau rendah, komputer ini saya pakai kira-kira sekitar satu tahun lamanya untuk mempelajari rekaman digital. Dengan komputer yang pertama kali saya beli tahun 2003 ini, saya dapat mengenal apa itu audio recording dan apa itu musik digital.
Spesifikasi nya yaitu:
- Prossesor Celeron Pentium 4 1,8Ghz
- Ram ddr1 256mb
- Hardisk ATA 40gb

Dengan spesifikasi tersebut, saya dapat merekam membuat beberapa lagu dengan bantuan fruity loops 5 dan cool edit.

Karena saat itu saya sangat berniat sekali untuk membangun sebuah home recording, akhirnya saya upgrade dengan uang yang saya kumpulkan sebelumnya.
Spesifikasinya antara lain:
- Prosesor Pentium D 3ghz
- Ram ddr2 2gb
- Hardisk SATA 80gb 7200rpm

Dengan komputer tersebut, saya menyewakan home recording tersebut ke band kawan-kawan saya. Banyak sekali ilmu yang saya dapat dari komputer dengan kedua spesifikasi diatas. Karena niat saya semakin bulat untuk membangun sebuah home recording dengan kualitas yang baik. Akhirnya saya menjual komputer tersebut dan merakit komputer baru.
Spesifikasi komputer yang saya rakit yaitu:
- Prosesor Pentium Dualcore 2,6Ghz
- Ram ddr2 2gb
- Hardisk SATA 250gb 7200rpm

Dengan spesifikasi diatas yang saya pakai saat ini, hampir semua software-software recording bisa saya pakai. Beberapa album demo hingga full album yang release pun banyak saya buat dengan komputer tersebut.

Bagaimana? Tidak perlu berkecil hati bukan? Apalagi bila anda mempunyai spesifikasi komputer lebih tinggi dari spesifikasi komputer yang saya pakai saat ini. Sudah pasti anda siap untuk belajar membangun sebuah home recording studio.
Desktop computer atau laptop computer?
Sudah pasti saya memilih desktop. Karena laptop diciptakan untuk yang ingin mobile dan tidak dibuat untuk dipakai sangat lama. Bayangkan, untuk membuat satu buah lagu dengan kualitas yang bagus saja anda memerlukan setidaknya satu shift atau sekitar 6jam. Laptop apabila dipakai sangat lama sudah pasti akan memperpendek umur hardware-hardware di dalamnya. Menurut kawan-kawan yang berdiskusi di forum musiktek, kerusakan yang paling sering terjadi pada hardware harddisk dan lcd. Mungkin karena panas yang timbul dari hardware tidak dapat di olah dengan baik oleh fan atau kipas yang ada di laptop, sehingga udara panas tidak dapat di keluarkan dengan baik.

Tidak seperti komputer desktop, komputer desktop yang saat ini saya miliki hampir di pakai 24 jam full. Entah itu dipakai oleh saya maupun keluarga saya.

Dan juga apabila anda memiliki laptop dan dekstop dengan spesifikasi yang sama. Mungkin performanya akan lebih unggul desktop di bandingkan laptop.

Windows, Mac atau linux?
Dalam pertanyaan ini saya pasti akan menyingkirkan sistem operasi linux. Karena banyak software-software untuk recording yang bagus tidak compitable dengan sistem operasi linux. Anda bisa memilih OS windos atau pun MAC operating system.

Prosesor
Prosesor dapat diasumsikan sebagai "otak" dari sebuah komputer, segala sesuatu yang yang anda perintahkan di olah dan di proses dalam hardware ini. Beberapa software atau plugins rekaman memerlukan prossesor dengan spesifikasi yang tinggi untuk memakainya. Jadi menurut saya alangkah baiknya anda memilih processor yang core nya lebih dari satu, seperti dual core, core to duo, hingga core to quad. Hindari processor atom, celeron dan sejenis nya.

Untuk merk, anda bebas memilih. Bisa prossesor dengan merk Intel maupun prossesor dengan merk AMD dan lain-lain.
H
arddisk
Beberapa software recording akan menyita banyak ruang di harddisk anda. Alangkah baiknya juga apabila anda memiliki dua harddisk, ingat dua harddisk bukan dua partisi. Dan juga pilih harddisk dengan kecepatan baca dan tulis 7200rpm atau lebih (kalau ada). Karena beberapa software seperti FX Pansion BFD memerlukan kecepatan harddisk bukan RAM.

Harddisk pertama digunakan untuk menginstal software-software recording nya. Seperti daw hingga plugins-plugins nya.

Hardisk kedua digunakan untuk project-an nya yang berisi audio-audio maupun settingannya.

Alangkah baiknya koneksi yang di pakai adalah SATA bukan ATA.

RAM
Pasti anda sudah mengetahui apa fungsi dari RAM ini. Semakin besar Ram yang anda punya, akan semakin baik. Apalagi beberapa software seperti EZ Drummer akan menyimpan sample sementara di RAM ini. Hindari SDRAM dan DDR1.

Apa butuh VGA dengan spesifikasi yang tinggi?
Tidak, karena kita tidak terlalu membutuhkan display dengan ketajaman yang tinggi bila hanya untuk rekaman. VGA onboard bagi saya sudah cukup untuk komputer recording.

Namun apabila anda ingin memakai dua monitor seperti gambar disamping tersebut, anda tidak bisa menggunakan VGA onboard.
Monitor
Alangkah baiknya anda memakai monitor LCD dari pada monitor CRT. Monitor CRT dapat menimbulkan suara dengung feedback apabila alat intrument yang ingin kita rekam terlalu dekat dengat monitor CRT tersebut. Contoh, apabila anda sedang ingin merekam guitar dan jarak antara guitar dengan monitor CRT terlalu dekat akan bisa menyebabkan suara dengung feedback yang mengganggu. Lampu neon juga bisa menyebabkan suara dengung feedback. Jadi alangkah baiknya apabila anda memakai monitor LCD dan di ruangan anda tidak memakai lampu neon.

Hal-hal lain?
Pilih dengan tepat kipas atau fan. Entah itu fan prosesor maupun fan yang berada di chasing komputer anda. Karena fan bisa menyebabkan kebisingan atau berisik yang sudah pasti mengganggu dan lebih parahnya bisa terekam.

Apabila terasa kurang lengkap atau ada yang ingin ditanyakan, silahkan untuk menulis komentar atau pertanyaan anda di box komentar dibawah. Mudah-mudahan saya bisa memberi solusi atau menjawab. Namun apabila saya tidak bisa menjawab, mari kita berdikusi :D

Semoga bermanfaat
Salam :)

READ MORE

Apa fungsi dan kegunaan DI Box / Direct Box

Fungsi dan kegunaan Di Box atau Direct Box adalah, untuk mengubah sinyal Unbalance menjadi Balance. Agar sinyal dapat dikirim melalu kabel yang bemeter- meter panjangnya tanpa mengurangi kualitas sinyal secara signifikan. Oleh karena itu, peran Di Box untuk pertunjukan live sangat dibutuhkan, karena untuk kabel yang digunakan dari panggung ke mixer depan/FOH lumayan panjang, sekitar 50 meter kurang lebih. Umumnya DI Box digunakan untuk instrument seperti gitar, bass, keyboard, synthesizer dsb.

Kemudian bagaimana dengan rekaman, apakah peran DI Box dibutuhkan? Jawabannya tergantung apa yang digantung, hmmm.. maksud saya tergantung pada kabel yang digunakan. Kalau panjang kabel hanya berkisar 3 - 5 meter rasanya masih belum membutuhkan DI Box. Instrument Switch atau Hi-Z Switch aja sudah cukup.

Pada Behringer GI1000 terdapat fitur "Virtual 4x12 Cabinet Emulation" yang mengubah sinyal spekear menjadi sinyal line yang balance, maksudnya mixer FOH seolah membaca sinyal tersebut sama seperti dari microphone yang ditodong ke speaker kabinet. Ada beberapa cara pemasangan DI Box yang dapat digunakan. Misalnya, kita ingin mengambil karakter effect dan head amp. Secara bersamaan, dengan kata lain tidak menggunakan mic todong. Maka untuk urutannya adalah gitar --> effect --> input head --> input DI. sedangkan parallel outnya lgs masuk ke kabinet amp tsb.

Sedangkan untuk penggunaan mic todong, yang mana si gitaris ingin mengambil ketakter head dan effect secara terpisah. Maka urutanya adalah gitar --> effect --> input DI Box. Parallel outnya masuk ke input head amp. Sedangkan untuk rekaman jika anda ingin mengambil clean yang benar2 orisinil dari pick up gitar anda dan suara dari effect secara terpisah sehingga tidak membutuh dua kali take maka urutannya adalah gitar --> input DI Box. sedangkan parallel out --> effect --> input head amp. + microphone yang ditodongkan ke kabinet / DI Box tambahan, sehingga anda menggunakan dua channel terpisah untuk take gitar anda, aman dan simple bukan??

Direct ke Audio Interface / Soundcard? Yasudah tinggal gitar --> DI Box --> Audio Interface / Soundcard


Jadi, dari beberapa cara pemasangan DI Box diatas dapat kita simpulkan bahwa pemasangan DI Box itu semua tergantung pada kebutuhan si musisi itu sendiri, mana yang lebih baik untuk si musisi tersebut.

Lalu, apa perbedaan harga antara DI Box satu ke DI box lain sangat mempengaruhi kualitas suara / beda bunyi nya?

Menurut Bang Indaq :
Beda bunyi ada, tp harusnya ngk gitu signifikan krn fungsi dasarnya DI box hanya utk merubah sinyal dr unbalans ke balans. Bukan utk kolorisasi.

Klopun ada fitur tambahan apapun itu, plus 'casing' yg kuat utk segala medan misal menggunakan bahan baja alloy, ya ini yg bikin tambah mahal. Dan ini realistis banget krn setiap produk 'menjagokan' fitur dan durability/daya tahan produk tadi. Fitur plus inilah yg juga membuat harganya juga plus.

So kembali ke kebutuhan. Anda perlu yg gimana ? Simple, basic, dan casing ngk perlu sekuat baja alloy krn hanya perlu fitur dasar DI dan hanya dipakai indoor di studio, ATAU anda perlu fitur tambahan spt coloring yg kuat, casing tahan segala medan krn dipakai di lingkungan panggung outdoor yg kemungkinan utk rusaknya tinggi ?

Terakhir kembali ke bujeting anda sendiri utk DI box ini yg reasonable bagi anda pd angka brp. Yg terakhir ini cara yg paling realistis dan simple dalam memilih alat.

READ MORE

Apa fungsi dan kegunaan DI Box / Direct Box

Fungsi dan kegunaan Di Box atau Direct Box adalah, untuk mengubah sinyal Unbalance menjadi Balance. Agar sinyal dapat dikirim melalu kabel yang bemeter- meter panjangnya tanpa mengurangi kualitas sinyal secara signifikan. Oleh karena itu, peran Di Box untuk pertunjukan live sangat dibutuhkan, karena untuk kabel yang digunakan dari panggung ke mixer depan/FOH lumayan panjang, sekitar 50 meter kurang lebih. Umumnya DI Box digunakan untuk instrument seperti gitar, bass, keyboard, synthesizer dsb.

Kemudian bagaimana dengan rekaman, apakah peran DI Box dibutuhkan? Jawabannya tergantung apa yang digantung, hmmm.. maksud saya tergantung pada kabel yang digunakan. Kalau panjang kabel hanya berkisar 3 - 5 meter rasanya masih belum membutuhkan DI Box. Instrument Switch atau Hi-Z Switch aja sudah cukup.


Pada Behringer GI1000 terdapat fitur "Virtual 4x12 Cabinet Emulation" yang mengubah sinyal spekear menjadi sinyal line yang balance, maksudnya mixer FOH seolah membaca sinyal tersebut sama seperti dari microphone yang ditodong ke speaker kabinet. Ada beberapa cara pemasangan DI Box yang dapat digunakan. Misalnya, kita ingin mengambil karakter effect dan head amp. Secara bersamaan, dengan kata lain tidak menggunakan mic todong. Maka untuk urutannya adalah gitar --> effect --> input head --> input DI. sedangkan parallel outnya lgs masuk ke kabinet amp tsb.

Sedangkan untuk penggunaan mic todong, yang mana si gitaris ingin mengambil ketakter head dan effect secara terpisah. Maka urutanya adalah gitar --> effect --> input DI Box. Parallel outnya masuk ke input head amp. Sedangkan untuk rekaman jika anda ingin mengambil clean yang benar2 orisinil dari pick up gitar anda dan suara dari effect secara terpisah sehingga tidak membutuh dua kali take maka urutannya adalah gitar --> input DI Box. sedangkan parallel out --> effect --> input head amp. + microphone yang ditodongkan ke kabinet / DI Box tambahan, sehingga anda menggunakan dua channel terpisah untuk take gitar anda, aman dan simple bukan??

Direct ke Audio Interface / Soundcard? Yasudah tinggal gitar --> DI Box --> Audio Interface / Soundcard


Jadi, dari beberapa cara pemasangan DI Box diatas dapat kita simpulkan bahwa pemasangan DI Box itu semua tergantung pada kebutuhan si musisi itu sendiri, mana yang lebih baik untuk si musisi tersebut.

Lalu, apa perbedaan harga antara DI Box satu ke DI box lain sangat mempengaruhi kualitas suara / beda bunyi nya?

Menurut Bang Indaq :
Beda bunyi ada, tp harusnya ngk gitu signifikan krn fungsi dasarnya DI box hanya utk merubah sinyal dr unbalans ke balans. Bukan utk kolorisasi.

Klopun ada fitur tambahan apapun itu, plus 'casing' yg kuat utk segala medan misal menggunakan bahan baja alloy, ya ini yg bikin tambah mahal. Dan ini realistis banget krn setiap produk 'menjagokan' fitur dan durability/daya tahan produk tadi. Fitur plus inilah yg juga membuat harganya juga plus.

So kembali ke kebutuhan. Anda perlu yg gimana ? Simple, basic, dan casing ngk perlu sekuat baja alloy krn hanya perlu fitur dasar DI dan hanya dipakai indoor di studio, ATAU anda perlu fitur tambahan spt coloring yg kuat, casing tahan segala medan krn dipakai di lingkungan panggung outdoor yg kemungkinan utk rusaknya tinggi ?

Terakhir kembali ke bujeting anda sendiri utk DI box ini yg reasonable bagi anda pd angka brp. Yg terakhir ini cara yg paling realistis dan simple dalam memilih alat
READ MORE

Bagaimana cara / teknik merekam bass (bass recording)

Instrument bass guitar merupakan pengisi rhytm section sebuah lagu, bass sangat penting pada semua genre lagu, baik pop, punk, rock, jazz, funk dan sebagainya. Biasanya ada anggapan? Sound bass yang bagus adalah yang kawin (nyatu) dengan kick drum? Bagaimana membuatnya? Atau biasanya tiap genre lagu memiliki karakter sound bass tersendiri, seperti bulat, tebal, dan lain-lain, apakah bisa dibuat ketika mixing?. Sound tersebut akan mudah didapat jika dimulai dengan teknik merekam bass yang baik.

Untuk mendapatkan sound bass yang baik dan seperti yang dibutukan, yang paling penting adalah kualitas bass itu sendiri, karena sound yang dihasilkan nantinya berasal dari karakter asli bass tersebut, jadi usahakan bass dalam keadaan sehat, minimal menggunakan string/senar baru (belum fals/sumbang) dan jika bass active sebaiknya menggunakan baterai baru. Hal kedua yang sama pentingnya adalah kualitas musisi/player yang memainkan bass tersebut, sound yang bagus sekalipun tidak akan menghasilkan kualitas yang bagus dengan permainan yang buruk. Berikutnya adalah teknik merekam bass yang baik, secara umum ada 3 teknik cara merekam bass, yaitu: DI (direct/langsung), menggunakan microphone (todong ampli), atau kombinasi dari keduanya.

Direct Injection atau Direct Input

Direct Injection atau sering disingkat dengan DI adalah teknik colok langsung, atau dalam recording adalah merekam langsung. Teknik ini maksudnya adalah bass anda dicolok kabel dan dihubungkan dengan DI box (kotak DI) dan DI box tersebut dihubungkan ke soundcard. Ini sangat disarankan jika bass anda tipe pasif, dan selain menggunakan DI box, anda juga dapat menggantinya dengan pre-amp sebelum masuk ke soundcard












.

Kelebihan dari Merekam langsung adalah anda akan mendapatkan sound bersih dari bass yang anda rekam. Dan selama kualitas bass tersebut bagus dan permainan musisinya juga baik, anda akan mendapatkan sound yang terekam tersebut dapat dengan mudah dicompress, diedit dan di equalizing nantinya.

Merekam Menggunakan Microphone (todong)
Kebanyakan engineer memilih merekam bass menggunakan amplifier daripada menggunakan DI. Merekam menggunakan microphone lazim disebut dengan istilah todong mic, caranya bass tersebut dicolok ke amplifier bass (seperti saat latihan/manggung), lalu didepan cabinet amplifier tersebut ditaruh microphone (biasanya menggunakan dynamic microphone), lalu microphone tersebut dihubungkan ke soundcard. Suara dari microphone tersebutlah yang akan direkam ke DAW
.






Kelebihan dari teknik todong adalah mendapatkan sound yang sudah dikompresi secara alami oleh speaker amplifier tersebut, selain itu tidak hanya mendapatkan karakter bass, tapi karakter amplifier tersebut, yang jelas karakter tersebut akan sulit didapat menggunakan virtual amplifier di DAW.







.
READ MORE

Bagaimana cara / teknik merekam bass (bass recording)

Instrument bass guitar merupakan pengisi rhytm section sebuah lagu, bass sangat penting pada semua genre lagu, baik pop, punk, rock, jazz, funk dan sebagainya. Biasanya ada anggapan? Sound bass yang bagus adalah yang kawin (nyatu) dengan kick drum? Bagaimana membuatnya? Atau biasanya tiap genre lagu memiliki karakter sound bass tersendiri, seperti bulat, tebal, dan lain-lain, apakah bisa dibuat ketika mixing?. Sound tersebut akan mudah didapat jika dimulai dengan teknik merekam bass yang baik.

Untuk mendapatkan sound bass yang baik dan seperti yang dibutukan, yang paling penting adalah kualitas bass itu sendiri, karena sound yang dihasilkan nantinya berasal dari karakter asli bass tersebut, jadi usahakan bass dalam keadaan sehat, minimal menggunakan string/senar baru (belum fals/sumbang) dan jika bass active sebaiknya menggunakan baterai baru. Hal kedua yang sama pentingnya adalah kualitas musisi/player yang memainkan bass tersebut, sound yang bagus sekalipun tidak akan menghasilkan kualitas yang bagus dengan permainan yang buruk. Berikutnya adalah teknik merekam bass yang baik, secara umum ada 3 teknik cara merekam bass, yaitu: DI (direct/langsung), menggunakan microphone (todong ampli), atau kombinasi dari keduanya.

Direct Injection atau Direct Input

Direct Injection atau sering disingkat dengan DI adalah teknik colok langsung, atau dalam recording adalah merekam langsung. Teknik ini maksudnya adalah bass anda dicolok kabel dan dihubungkan dengan DI box (kotak DI) dan DI box tersebut dihubungkan ke soundcard. Ini sangat disarankan jika bass anda tipe pasif, dan selain menggunakan DI box, anda juga dapat menggantinya dengan pre-amp sebelum masuk ke soundcard












.

Kelebihan dari Merekam langsung adalah anda akan mendapatkan sound bersih dari bass yang anda rekam. Dan selama kualitas bass tersebut bagus dan permainan musisinya juga baik, anda akan mendapatkan sound yang terekam tersebut dapat dengan mudah dicompress, diedit dan di equalizing nantinya.

Merekam Menggunakan Microphone (todong)
Kebanyakan engineer memilih merekam bass menggunakan amplifier daripada menggunakan DI. Merekam menggunakan microphone lazim disebut dengan istilah todong mic, caranya bass tersebut dicolok ke amplifier bass (seperti saat latihan/manggung), lalu didepan cabinet amplifier tersebut ditaruh microphone (biasanya menggunakan dynamic microphone), lalu microphone tersebut dihubungkan ke soundcard. Suara dari microphone tersebutlah yang akan direkam ke DAW
.






Kelebihan dari teknik todong adalah mendapatkan sound yang sudah dikompresi secara alami oleh speaker amplifier tersebut, selain itu tidak hanya mendapatkan karakter bass, tapi karakter amplifier tersebut, yang jelas karakter tersebut akan sulit didapat menggunakan virtual amplifier di DAW.







.
READ MORE

Tips untuk vocalist saat recording / rekaman


Bagi yang mau jadi penyanyi atau vocalis yang merekam vocal, mungkin artikel ini cucok banget buat nambah ilmu kalian dalam take vocal / merekam vocal. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam take vocal :
 
1. Artikulasi Kata
Nyanyi adalah ungkapan yang harus disampaikan. Jadi bernyanyilah seperti kita berbicara atau berkata-kata. Maka si pendengar lagu akan bisa menangkap dengan jelas apa yang kita sampaikan. Seandainya kita bicara tidak jelas, maka orang yang kita ajak bicara pun bilang “maaf, anda tadi ngomong apa?” nah itu akan mempengaruhi sekali terhadap hasil take vocal kita. Jadi intinya adalah harus jelas artikulasi kata kita, kalau kita sudah bernyanyi dengan jelas seperti orang berbicara, maka tidak sadar pula bahwa kita sudah bernyanyi dengan padat atau “tight”.

2. Memilih Microphone
Memang tak banyak studio rekaman yang menyediakan pilihan microphone yang banyak. Tetapi bila anda mendapatkan studio dengan fasilitas pilihan mic banyak, manfaatkanlah fasilitas tersebut dan carilah mic yang sesuai dengan karakter/warna vocal anda. Biasanya untuk vocal dibutuhkan polar pattern Cardiod (Unidirectional Mic), yang mana suara hanya tertangkap dari arah depan dan agak berkurang bila anda menyanyi dari sisi mic tersebut.

3. Jarak Mic
Take vocal atau merekam vocal yang bagus adalah berjarak 1 jengkal tangan antara mic dan bibir kita atau 15-24 centimeter, karena bila kita bernyanyi dekat sekali dengan mic, maka akan menimbulkan suara “beb” (letupan) ataupun “desis” (hizzing) yang terlalu berlebihan. Memang ada plugin yang menanggulangi masalah desis itu yaitu “De-Esser” atau hardware pop-filter untuk letupan (plossive), cuma alangkah baiknya kalau itu kita tanggulangi dari saat rekaman. Sebagus-bagusnya alat recording ataupun plugin, tidak bisa sealami orang bernyanyi natural, jadi mulailah belajar untuk bernyanyi dengan jarak yang cukup baik mulai sekarang.

4. Tone Vocal
Banyak yang bilang kalau jaman sekarang rekaman itu, semuanya bisa di atasi dengan peralatan yang serba canggih, itu memang betul sekali. Tapi satu hal yang tidak bisa disamakan antara manusia dan peralatan yaitu “tone vocal” atau karakter kita. Mungkin vocal bervolume kecil bisa di manipulasi dengan berbagai macam peralatan compressor sehingga terdengar menjadi keras. Tapi sesungguhnya vocal itu hanya keras tapi tidak bertenaga (powerless). Untuk dikalangan musisi senior atau pakar audio yang handal, pasti mereka bisa membedakan mana tone asli dan hasil manipulasi alat. Untuk itu, maksimalkan ‘tone vocal’ Anda.

5. Compressor
Fungsi compressor adalah untuk mengompres vocal yang terlalu besar dinamikanya. Nah, sebenarnya manusia sendiri punya compressor. Teriak tapi tidak peak, yaitu dengan cara menahan alunan tenaga dari diaphragm ke pita suara,tetapi tidak mengurangi nada/tone vocal kita. Itulah yang disebut “level control”, di perlukan teknik serta latihan yang cukup untuk dapat menguasainya dengan baik.

6. Soul / Penjiwaan (Rasa)

"…seorang vocalist pun harus belajar bagaimana bisa “memanipulasi” atau memerankan peran yang berbeda dalam setiap lagu-lagu yang akan dinyanyikan.."

Sebenernya semua ini berkaitan antara penjelasan yang satu dengan penjelasan yang lainnya. Soul/rasa/feel itu sangat penting buat seorang penyanyi. Karena rasa itu digunakan untuk menyampaikan apa isi dari lirik lagu yang kita nyanyikan. Menurut saya, vocalist itu sama seperti pelaku peran dalam sinetron atau drama, kenapa? Sebab pelaku peran itu biasanya bisa memainkan emosi/mood yang sesuai dengan peran yang akan diperankannya. Nah, sebaiknya seorang vocalist pun harus belajar bagaimana bisa “memanipulasi” atau memerankan peran yang berbeda dalam setiap lagu-lagu yang akan dinyanyikan..walau dia hanya mengekspresikannya dengan suara doang. Nah disini lah letak pentingnya dinamika bernyanyi, karena bisa memainkan emosi pendengar. Walaupun sesungguhnya sang penyanyi tidak lagi dalam kondisi sedih tapi harus nyanyi sedih. Kalau hal itu sudah dapat kamu pahami dan jiwai, dijamin suara kamu bakal terdengar lebih baik.

7. Review
Setelah take vocal selesai, coba dengarkan lagi tanpa ada satupun plug in atau efek yang menempel di track kita (flat). Apakah kamu sudah maksimal seperti apa yang di bahas dari point 1-6? Apakah kamu sudah ngerasa nyaman dengan hasil suara kamu selama bernyanyi, apakah sudah ada fill/soul/rasanya di setiap kata yang kamu ucap? Cobalah mengulangnya kembali kalau memang belum, sebaiknya dikoreksi supaya mendapatkan hasil yang maksimal.

Memang bernyanyi itu tergantung mood atau perasaan hati, jadi jagalah mood itu baik-baik selama kamu melakukan rekaman vocal. Ulangi lagi esok hari, kalau memang mood itu tidak ada. Have fun and be fun, saya sarankan saat anda melakukan rekaman, jangan tegang dan jangan ragu untuk meminta pendapat dari operator studio, produser atau orang yang berada saat kita rekaman.

8. Tips :
  • Bernyanyilah dengan artikulasi yang jelas !
  • Pilihlah mic yang memperkuat karakter suara Anda !
  • Atur jarak mic dengan mulut dengan benar !
  • Maksimalkan ‘Tone Vocal’ dari dalam diri Anda, bukan dengan bantuan alat !
  • Jaga dinamika suara atau gunakan ‘compressor’ alami yang ada dalam diri Anda !
  • Tunjukkan emosi saat bernyanyi sesuai kebutuhan lagu !
  • Review hasil rekaman suara asli Anda !
READ MORE